Rabu, 04 November 2020

[REVIEW] DRAMA MUSIKAL "TUTUT INGIN KAYA"

 Review Drama Musikal

TUTUT INGIN KAYA

 

Tutut Ingin Kaya (2019) – Saat pertama kali membaca kata tutut mungkin kita akan langsung berpikir mengenai hewan yang biasa dijual dipinggir jalan dengan rebusan kuah dan tusukan gigi yang digunakan untuk memakan isi dari tutut tersebut, namun drama musikal ini tidak menceritakan tentang fauna kok, tenang saja hehe.

Tutut disini tetap menceritakan tentang kehidupan manusia dengan segala aktivitas, keinginan, dan jalan hidupnya yang penuh lika-liku, serta dibumbui dengan sedikit cerita percintaan. Jadi, ayo kita lanjut dengan review drama musikal ini, yuk.

 

PROFIL DRAMA

Tahun 2019 drama musikal yang menceritakan keinginan sesorang untuk menjadi kaya raya ini berhasil tampil dengan sempurna. Drama musikal karya Sinta Debeturu yang disutradarai oleh Amalia Rosyidah, produksi Institut Teater Cinangka ini juga menggaet artis tanah air, Ramon Yusuf Tungka sebagai salah satu pemeran di dalamnya.

 

PEMAIN DRAMA

Ramon Y Tungka berperan sebagai Dukun, dukun yang memberi tahu dimana harta peninggalan budaya berada di sekitar rumah Tutut.

Eko Chotib berperan sebagai Professor, seorang profesor utusan pemerintah yang ditugaskan untuk mencari peninggalan budaya.

Maisya Zaqiyah berperan sebagai Tutut, seorang gadis miskin yang sangat ingin menjadi orang kaya.

Achong Firman berperan sebagai Azhar, teman masa lalu Tutut yang menaruh hati kepada Tutut sejak lama.

 

SINOPSIS

Tutut (Maisya Zaqiyah) adalah seorang gadis desa yang tinggal sebatang kara di rumah peninggalan kedua orangtuanya. Orangtuanya meninggal akibat kecalakaan mobil yang terjatuh dijurang saat hendak pergi kerumah sakit bersama Tutut dan neneknya yang sedang sakit. Saat diperjalanan menuju rumah sakit, sang bapak berkata bahwa ia sudah menerima lamaran Kepala Desa untuk menjadikan Tutut sebagai istri keduanya. Tutut tidak terima untuk dijadikan istri kedua, ia pun marah dan protes kepada bapaknya namun bapaknya berkata bahwa ia menerima lamaran itu agar anaknya dapat hidup dengan layak dengan seseorang yang kaya raya . mendengar penuturan sang bapak Tutut semakin merasa kecewa, karena yang ia mau hanya kebahagiaan dalam pernikahan, tidak harus bergelimang harta. Sang bapak semakin marah mendengar ucapan Tutut, perselisihan dalam mobil tidak dapat dihindari lagi, Tutut dan bapaknya semakin meninggikan nada bicara mereka sampai mobil yang mereka tumpangi kehilangan kendali dan masuk kedalam jurang yang dalam. Hanya Tutut yang selamat dalam kejadian itu, dengan rasa sakit disekujur tubuh Tutut bangkit dan melihat keluarganya terbujur kaku dengan darah. Sejak saat itulah ia bersumpah kepada dirinya sendiri bahwa ia harus menjadi kaya apapun caranya, sesuai keinginan terakhir mendiang bapaknya.

Disisi lain pemerintah memberikan pemberitahuan kepada seluruh rakyatnya untuk mencari peninggalan budaya yang tertinggal disekitar daerahnya agar bisa dijadikan cagar budaya negara. Setelah kecelakaan yang menewaskan keluarganya, Tutut menjadi seorang gadis yang sombong, ia menjual beberapa tanah peninggalan bapaknya untuk membeli barang-barang mahal yang akan ia pakai dan memamerkannya kepada orang-orang. Namun semua itu hanyalah topeng agar ia terlihat baik-baik saja dihadapan orang-orang yang membicarakan dan merendahkannya.

Sampai suatu saat Tutut merasa sudah tidak bisa hidup susah terus menerus, ia pun mendatangi seorang Dukun (Ramon Y Tungka) untuk memberikannya kekayaan dalam waktu singkat. Setelah mememnuhi persyaratan yang diberikan oleh dukun itu, ia pun diberi tahu untuk menggali salah satu lokasi yang ada di sekitar rumahnya yang terdapat sebuah harta karun yang sangat berharga dan bernilai. Mendengar ada harta karun didekat rumahnya ia pun langsung menggali lokasi yang diberitahu oleh dukun tadi, setelah menggali cukup dalam Tutut berhasil menemukan sebuah candi kecil yang terbuat dari emas dan langsung menyimpannya untuk ia jual nanti.

Setalah beberapa waktu mencari dan menanti seseorang yang bisa membantunya menjual candi miliknya itu, akhirnya Tutut bertemu dengan Azhar (Achong Firman) teman lamanya yang sempat menghilang setelah menyatakan perasaanya pada Tutut. Azhar masih mengingat Tutut dengan baik dan juga masih menyimpan perasaan yang sama sejak dulu, Azhar rela membantu Tutut mencarikan pembeli dari luar negeri agar candi milik Tutut dapat dijual dengan harga tinggi tanpa ketauan oleh negara karena sudah menjual harta peninggalan budaya yang sedang dicari itu.

Profesor yang mencari candi peninggalan budaya baru mengetahui jika kemungkinan besar harta peninggalan budaya yang ia cari berada disekitar rumah Tutut yang sesuai dengan jalur dinasti sesuai yang ia teliti. Prefesor menemui Tutut untuk meminta izin melakukan pencarian dirumah Tutut, namun profesor merasa aneh karena Tutut berpenampilan berbeda dari sebelumnya.  Ia terlihat menggunakan barang-barang mahal dan membawa koper besar seperti akan pindah jauh. Profesor bertanya kepada Tutut tentang tujuan awalnya menemui Tutut dan dengan mudahnya Tutut memberikan rumahnya untuk dibongkar dan dijadikan tempat pencarian. Tutut pun pergi keluar negeri bersama Azhar dengan menggunakan uang hasil penjualan candi, namun semua itu tidak bertahan lama. Pihak kepolisian menangkap mereka dan mengetahui perbuatan jahat mereka yang menjual barang ilegal milik negara, dengan itu Tutut dan Azhar pada akhirnya ditangkap dan dihukum pidana selama 20 tahun.

OPINI REVIEW

                Dalam tayangan drama musikal ini penonton sangat dibuat takjub dengan keapikan tata panggung dan lighting panggung, serta alur cerita yang sangat apik dimainkan oleh para pemeran. Namun sangat disayangkan saat penampilan musikalisasinya suara pemain yang bernyanyi tidak terlalu terdengar dan tertimpa oleh instrumen musik. Mungkin kedepannya pemeran yang bernyanyi bisa menggunakan Mic agar suaranya terdengar dan tidak tertimpa oleh suara musik.

Untuk keseluruhan penampilan drama ini sudah sangat bagus dan sesuai ekspetasi penonton.

KESIMPULAN

                Dari drama ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa hidup bukanlah melulu tentang harta, namun juga tentang kebahagiaan. Jangan terlalu mengejar harta apalagi tanpa kerja keras dan menggunakan jalan instan, pada akhirnya itu tidak akan berjalan baik dan meruikan diri sendiri. Semoga setelah menonton dan mereview drama Tutut Ingin Kaya ini kita semua dapat mengambil pelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Jumat, 17 April 2020

5 Years Later, so long time right?

Bismillahirrahmaanirrahim..

Hai apa kabar? :)
Sudah lama banget ya saya tidak melanjutkan cerita-cerita saya di blog ini, maaf karena sudah lama tidak menulis lagi.

sekarang Insyaallah saya akan mencoba untuk lebih sering menulis lagi :)
saya ingin menulis keadaan saya sekarang, karena sudah lama tidak memberi kabar untuk kalian hehehe. sudah 5 tahun loh, banyak banget hal-hal yang sudah saya lewati dan banyak cerita yang sudah saya alami.
Sooo, let's begin with informal language! :D


Oke, karena banyak banget cerita yang udah lewat-lewat ituu, jadi kita bagi poin poinnya aja ya. Biar gak lupa juga hehehe XD
Pertama tentang tahun ke 2 setelah lulus SMA, terus krisis jati diri di tahun selanjutnya, lalu memulai hal baru, mencoba lebih kenal dengan diri sendiri, pilihan untuk masa depan.
Naaahh kira-kira itu yang akan gue bahas sekarang ini. biar gak makin panjang, kita langsung aja cerita. Cuuss!

Oh! kayanya gue harus perkenalan dulu ya, biar nanti nyambung sama ceritanya. siapa tau nanti ada yang baca blog ini dan dia belum kenal gue sebelumnya ^^ hai new readers! hehe semoga suka ya baca cerita gue ;)
Oke, jadi gue dapet nama dari orangtua gue Ely Minaliawati, sampe sekarang nama gue masih sama kok dan gak mau gue ganti juga si hehe. Gue lahir dari rahim ibu gue, katanya si waktu itu abis lebaran dan gak lama gue lahir makanya nama gue ada Minal nya, yaudah gue percaya aja deh sama ibu gue. Di akte kelahiran gue lahir di Jakarta, 31 Agustus 1997, padahal gue lahir jam 1 malem dan artinya itu udah ganti hari, jadi harusnya ulangtahun gue tuh tanggal 1 September. Berhubung gue anaknya gak banyak nuntut, yaudah gue terima aja ulangtahun gue di majuin sehari, gapapa kok aku cepet tua sehari, aku ikhlas :') Insyaallah gue perempuan tulen, gak perlu diragukan lagi, dan gue anak perempuan terakhir di keluarga gue. muehehehe.

Jadi, setelah gue lulus SMA tepatnya tahun 2016, gue langsung melanjutnya pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ushuludin (STIU) di daerah Bangka, Mampang. Di kampus ini gue belajar Bahasa Arab dari nol, karena nanti saat perkuliahan dimulai, bahasa pokoknya itu full Bahasa Arab. jadi selama satu tahun gue belajar bahasa, dan setelahnya baru gue masuk hitungan semester 1.

Tapi sangat amat disayangkan karena di tahun kedua gue lulus SMA, tepatnya saat gue masuk semester 1 disini mental gue belum siap 100% buat nerima pembelajarannya. gue sempet ngga bisa ngikutin pelajaran di kelas dan gak paham apa yang harus gue perbaiki. dipertengahan semester gue berusaha untuk bangkit dan mencoba untuk mengejar ketertinggalan gue, sampe gue memutuskan untuk berhenti dari semua aktifitas ngajar gue. karena saat itu gue megang beberapa tempat untuk ngajar, dan gue berpikir mungkin setelah gue ngelepas aktifitas yang banyak itu gue bisa lebih fokus belajar. tapi ternyata salah, gue semakin stres dan bingung harus apa. sampe ahirnya gue udah minta tolong temen buat belajar bareng, gue udah berusaha belajar sendiri dirumah, gue udah merenung, dan gue udah konsultasi sama temen-temen gue.Disini gue mulai ngerasain yang namanya krisis jati diri, gue bingung maunya gue apa, gue harus apa, gue harus gimana, kenapa gue kaya gini, gue bener-bener stres banget banget bangettt saat itu. sampe akhirnya gue berpikir, gue gak bisa terus-terusan kaya gini, waktu terus berjalan. gue ga boleh buang-buang waktu dengan stuck gak ada perubahan kaya gini. dan saat itu gue mengambil keputusan besar untuk berhenti dari kampus gue dan gue langsung diskusiin sama orang tua gue, kakak gue, dan orang-rang disekitar gue. karena saat itu perkuliahan baru masuk semester ganjil, jadi belum ada kampus yang buka pendaftaran. dan gue memutuskan untuk mencari aktifitas lagi sambil nunggu pembukaan pendaftaran baru, akhirnya gue kerja jadi admin di salah satu toko baju online sambil memikirkan tujuan gue selanjutnya dan jurusan apa yang bener-bener mau gue ambil.

Jelas dong gue gak mau membuat keselahan dengan jatuh di lubang sama, jadi kali ini gue bener-bener mikir dengan mateng dan persiapan kedepannya. gue inget banget disaat-saat ini gue banyak intropeksi diri, gue banyak berpikir tentang kesukaan gue, bakat gue, keinginan gue. dan gue mulai hal baru dengan melakukan hal-hal yang gue suka mulai dari jalan-jalan di taman, belajar foto dengan kamera DSLR (punya orang wkwk), belajar ngambil dan ngedit video. semuany gue coba, karena dulu gue pernah iseng ikut lomba video di satu komunitas dan menang dengan video terfavorit, jadi gue mencoba untuk memperdalam kesukaan gue disitu. oh..ngomongin ttg video gue itu, itu ada di youtube komunitas gue dan udah lama banget juga, gue ga mau ngasih liat wkwkwkwk maap maap aja nih ya :P

akhirnya setelah banyak pertimbangan gue memutuskan untuk masuk Jurusan Sastra Indonesia di salah satu kampus swasta di daerah Pamulang. kenapa gue gak pilih multimedia, atau komunikasi aja? karena pertama di kampus itu gak ada jurusan itu, kedua gue suka nulis, ketiga gue berniat untuk ngajarin orang luar negeri belajar bahasa indonesia entah nanti gue ngajar diluar atau di dalam negeri, dan alasan lainnya karena dari sastra indonesia ini juga masih nyambung buat jadi reporter, copywriter, dan hal lain yang masih nyambung sama kesukaan gue di bidang video.

Alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu gue semakin paham dan banyak belajar tentang minat bakat gue. gue semakin aktif buat ikut lomba-lomba video, makin kenal banyak temen yang punya kesukaan sama kaya gue. semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan, semakin dewasa dalam berpikir kedepannya.